tabulanews.id – Pemerintah Kota Mataram memastikan sudah menyiapkan lahan untuk dijadikan tempat tinggal sementara bagi warga Pondok Perasi, Kecamatan Ampenan, yang akan dieksekusi Rabu (18/12) hari ini. Lahan relokasi seluas 2,3 hektar itu berada di Lingkungan Bekicot kelurahan Bintaro, dinilai cukup untuk menampung ratusan warga Pondok Perasi.
Namun demikian, dilokasi yang akan dijadikan tempat relokasi tersebut masih berupa lahan kosong, belum ada satupun bangunan yang bisa dijadikan tempat tinggal sementara oleh warga disana.
Asisten II Bidang Perekonomian dan Administraasi Pembangunan Setda Kota Mataram, H Mahmuddin Tura yang dikonfirmasi terkait dengan persiapan relokasi warga Pondok Perasi ke lahan kosong milik Pemkot tersebut, mengatakan bahwa pihaknya akan membangun tenda darurat dulu sebagai bascame, sembari dibangunan tempat hunian sementara (Huntara).
Baca Juga: Untuk Alasan Kemanusiaan, Warga Pondok Perasi Minta Penundaan Eksekusi
“Kita akan pasang tenda dulu. Sementara Huntara semi permanen juga akan disiapkan di sini. Dan kami menawarkan tidak semua warga harus tinggal di sana. Karena kan tidak semua warga menjadi nelayan,” jelas Mahmuddin, saat meninjau lahan relokasi itu di Bintaro.
Menurut Mahmuddin, tidak semua warga Pondok Perasi direlokasi ke Huntara tersebut. “Hanya warga yang berstatus sebagai nelayan saja. Kan tidak semua warga menjadi nelayan di sana. Yang bukan nelayan bisa tinggal di Rusunawa (rumah susun sewa sederhana) yang ada di Selagalas dan Mandalika,” tegasnya.
Dalam penyiapan lahan untuk relokasi tersebut, Pemkot Mataram sudah mengerahkan, Eksavator milik Dinas Pekerjaan Umun dan Penataan Ruang Kota Mataram sebanyak satu unit. “Kita akan rapikan. Kita akan buatkan semacam basecamp dari tenda BPBD kota Mataram,” jelasnya.
“Nanti akan kita pasang tenda family dan kita mau pindah ke sana. Harapan kita tidak semua warga ke sana. Kalau perlu ke Rusunawa dulu,” sambungnya.
Menurutnya, kalau semua warga Pondok Perasi pindah ke lokasi tersebut akan menjadi masalah baru. Karena, pada lokasi tersebut, warga Pondok Perasi tidak bisa mengakses air bersih dan harus bangun dari nol.
“Kalau ke Rusuanawa, kita mudah menyiapkan kebutuhan semua warga. Kita juga bisa buatkan skat di sana. Karena di Rusunawa ada aula yang bisa kita manfaatkan untuk warga tinggal, sementara jadi Huntara di lokasi relokasi itu,” jelasnya.
Disampaikannya, bahwa Walikota sudah menyetujui terkait lahan tersebut. Bahkan Walikota memberikan arahan agar di lahan relokasi tersebut tidak digunakan membangun Huntara secara permanen. “Tidak boleh membangun rumah permanen. Karena Rusunawa juga akan dibangun di sana dan diperuntukkan untuk mereka semua di lahan tersebut,” paparnya.
Rencana pembangunan Rusunawa di Lingkungan Bekicot tersebut akan dibangun dengan tipe 3 twin block. Menurut informasi dari pemerintah pusat, bahwa rencana pebangunan Rusunawa itu dimulai pada tahun 2020 berjumlah tiga lantai dengan tipe 36. “Nanti itu satu rumah dua kamar, jadi agak besar kamarnya,” pungkasnya.