tabulanews.id – Dalam beberapa hari terakhir ini, banyak sekali terjadi pemadaman listrik dihampir semua wilayah di Pulau Lombok. Pemadaman bergilir tersebut juga berlangsung dalam waktu yang cukup lama, dan dilakukan secara berturut-turut. Kondisi tersebut kemudian memicu keluhan secara masif ditengah-tengah masyarakat soal pelayanan yang diberikan oleh PLN.
Merespon keluhan masyarakat terhadap aksi pemadaman listrik tersebut, Ketua DPRD Provinsi NTB, Hj. Baiq Isvie Rupaeda akhirnya angkat bicacara. Ia mengatakan sebagian bentuk keseriusannya menindaklanjuti keluhan masyarakat tersebut. Pimpinan Dewan telah menginstruksikan ke Komisi IV yang membidangi urusan energi untuk memanggil pihak PLN, supaya memberikan penjelasan alasan terjadinya pemadaman listrik tersebut.
“Tentu PLN punya alasan-alasan mengapa melakukan pemadaman. Tapi alasannya itu kan tidak kita ketahui, sehingga perlu kita ketahui. Karena itu tadi langsung saya sampaikan ke komisi terkait untuk menindaklanjuti laporan masyarakat ini,” ujar Isvie.
Selasa, 12 November 2019, Komisi IV pun melakukan pemanggilan kepada PLN untuk menanyakan pemadaman listrik yang terjadi. Pertemuan dengan pihak PLN tersebut, langsung dipimpin Ketua Komisi IV, Ahmad Fuaddi. Dikatakannya mewakili masyarakat NTB, khususnya Pulau Lombok, pihak PLN diminta segera berupaya melakukan upaya nyata untuk menghentikan kegiatan pemadaman listrik.
“Kami tidak ingin pertemuan ini hanya sebatas formalitas saja, yang kami butuhkan adalah solusi dan kepastian. PLN kami harap segera bersikap dan memberikan solusi terbaik dalam menangani persoalan listrik di Lombok, kasihan masyarakat. Dan perlu menjadi perhatian, pertemuan ini tidak sampai disini saja, kami akan terus mengawasi PLN, karena kami juga diawasi oleh masyarakat. Jadi mari bersama-sama mengatasi persoalan ini dan membuahkan solusi terbaik,” tegasnya.
Sementara itu, anggota komisi IV, dari fraksi PDIP, Ruslan Turmudzi pada kesempatan itu memberikan saran kepada PLN agar persoalan ini tidak terkesan berlarut-larut. Dimana ia menyarakan agar PLN menyewa sebuah mesin untuk mengatasi persoalan kelistrikan yang terjadi.
“Kalau kita berkaca sebelumnya, ketika listrik mati atau kekurangan daya pemerintah bisa mensiasatinya dengan menyewa mesin untuk menambah daya dan sebagainya. Nah inikan bisa menjadi solusi, supaya listrik jangan padam terus. Pemadaman ini mau sampai kapan? Kasihan masyarakat (pelanggan),” katanya.
Naufar Furqony Farinduan dari fraksi Gerindra, menyambung pernyataannya Ruslan itu, mengaku sangat menyayangkan sikap PLN yang kurang memberikan informasi kepada masyarakat terkait pemadaman tersebut. Seharusnya kata dia, PLN lebih maksimal memberikan informasi, sehingga masyarakat dapat mengetahui apa persoalan atau penyebab terjadinya pemadaman.
Ketua Fraksi Gerindra tersebut, tidak menginginkan persoalan ini semakin meluas. “Ini kita mau bagaimana, dan mau sampai kapan. Harus ada solusi kongkrit dari PLN, jangan terkesan berlarut-larut. Bagaimana kalau seandainya tiba-tiba mati listrik saat orang berada dalam lift?, terus dihotel – hotel ketika masak listrik mati, semua bahan di kulkas jadi rusak kan kasihan, belum lagi masyarakat kita yang lainnya,” ujarnya.
“Kalau listrik mati terus seperti ini, apakah ada kompensasi bagi masyarakat? PLN seharusnya memberikan kompensasi atas kejadian ini. Intinya kita minta harus ada solusi dari persoalan ini, jangan berlarut-larut,” tegasnya.
Sementara itu, PLN Wilayah NTB melalui Manager PLN Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) Mataram, Dony Noor Gustiarsyah, menyampaikan faktor penyebab terjadinya pemadaman listrik, pertama yakni meningkatnya penggunaan listrik dengan tajam sehingga pembangkit listrik di Jeranjang sampai jebol.
Tercatat penggunaan beban listrik di NTB pada beberapa bulan terakhir ini memang mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Pada bulan Januari 2019, beban hanya mencapai 225 MW, sementara pada bulan November ini bebannya telah meningkat menjadi 259 MW. Naik sebesar 34 MW dalam kurun waktu 10 bulan.
Dipaparkanya, dalam kondisi normal, sistem kelistrikan Lombok memiliki daya mampu sebesar 270 MW, dengan beban puncak mencapai 259 MW. Dengan adanya pemeliharaan pembangkit dan menurunnya kemampuan beberapa PLTMH membuat daya mampu sistem kelistrikan Lombok saat ini hanya sebesar 223 MW, sehingga Lombok memiliki defisit daya listrik sebesar 36 MW.
Beberapa upaya yang dilakukan PLN untuk memenuhi kebutuhan daya listrik antara lain dengan mempercepat pengoperasian PLTMGU Lombok Peaker berkapasitas 150 MW. PLTMGU Lombok Peaker direncanakan dapat memperkuat sistem kelistrikan Lombok pada akhir Desember 2019. Selain itu PLN juga mempercepat proses pemeliharaan beberapa unit pembangkit yang ada di PLTD Ampenan dan PLTD Paokmotong yang saat ini sedang memasuki masa pemeliharaan.
“Pemeliharaan ini terpaksa kami lakukan untuk menghindari kerusakan yang akan menyebabkan pemadaman meluas. Kami akan berupaya maksimal, 24 jam lakukan pemeliharaan agar pembangkit yang ada bisa secepatnya kembali memasok listrik,” jelas Dony.
Pingback: PLN Diminta Beri Kompensasi Atas Kerugian Masyarakat Akibat Pemadaman Listrik - tabulanews.id