tabulanews.id – Setelah menjuarai Liga Champions Eropa musim lalu, kekuatan Liverpool di Liga Inggris musim ini terus berlanjut. Hingga pekan ke 16 musim ini, Liverpool belum sekalipun menelan kekalahan. Dalam sebuah kesempatan wawancara dengan awak media, Pep Guardiola, pelatih Manchester City, yang menjuarai Liga Inggris musim lalu bahkan pernah berkata “Mungkin Klopp (pelatih Liverpool) bisa menukar tropi. Liverpool menjuarai Liga Inggris, City menjuarai Liga Champion” celetuknya. Apa yang sebenarnya membuat Liverpool sangat sulit dikalahkan?.
Liverpool pernah melakukan pertandingan tanpa kiper andalan mereka, Alisson Beker, pernah juga bermain tanpa Mohammad Salah, dan pernah juga tanpa Firmino. Semua pertandingan itu berhasil mereka lewati tanpa kekalahan.
Kekuatan Liverpool dapat dibilang paling lengkap dari semua tim yang berkompetisi di Liga nomor wahid di dunia itu. Dari sisi pertahanan, keberadaan Van Djik membuat pertahanan Liverpool sangat kokoh. Bukan hanya pribadinya, kelihaian pemain belakang asal Belanda tersebut juga berpengaruh sangat signifikan terhadap rekannya di jantung pertahanan Liverpool yaitu Lovren dan Matip. Dua pemain yang disebut belakangan tanpa Van Djik pada musim-musim sebelumnya tidak terlalu kokoh. Kehadiran Van Djik tidak bisa dipungkiri telah menambah secara signifikan pertahanan Liverpool sebagai tim. Musim ini Dia berhasil cetak tiga gol dalam setengah musim. Angka ini sangat signifikan dibanding musim lalu, dia mencetak empat gol selama satu musim. Pertahanan Liverpool juga tidak lepas dari peran Alisson yang tetap tampil bagus musim ini.
Baca Juga: Bertandang ke Leicester, Arsenal Menelan Kekalahan
Dari sisi tengah, Liverpool tidak pernah kehabisan stok pemain. Jika pemain utama mereka seperti Fabinho, Wijnaldum, dan sang kapten Anderson cidera, mereka masih memiliki Keita, Shaqiri, Lalana, bahkan Chamberlain.
Di sisi depan, permainan trio mereka Mane, Salah, dan Firmino hingga saat ini masih menjadi trio yang sangat ditakuti di Liga Inggris maupun Liga Champions. Kelebihan Liverpool musim ini juga ditambah dengan semakin baiknya permainan Origi. Meskipun salah satu dari trio mereka cidera, Origi sejauh ini tak pernah mengecewakan fans Liverpool ketika diberikan kepercayaan. Meskipun musim ini Salah tidak menunjukkan performa yang luar biasa seperti musim sebelumnya, kekurangan itu masih bisa disiasati karena meningkatnya performa Sadio Mane. Pemain ini selalu tampak berbahaya ketika menyambangi pertahanan lawan.
Kunci Kekuatan yang Jarang Diperhatikan
Dibalik performa Liverpool musim ini, banyak orang mungkin hanya menyanjung trio mereka, atau mungkin pertahanan mereka karena Van Djik yang tampil konsisten. Akan tetapi, kunci kekuatan Liverpool yang jarang diperhatikan adalah kekuatan bek sayap mereka. Tidak ada satupun tim di Liga Inggris yang memiliki kekuatan bek sayap seperti Liverpool. Manchester City, yang dikenal dengan permainan yang mendominasi bola dan menyerang, bahkan tidak memiliki dua bek sayap yang mumpuni seperti Liverpool. Ya, Level Walker dan Mendi masih di bawah Alexander Arnold dan Robertson.
Jika anda perhatikan ketika Liverpool bermain, anda akan sangat sering melihat umpan-umpan langsung maupun diagonal dari dua bek sayap Liverpool. Dengan level permainan semacam itu, hanya bek sayap Liverpool yang memiliki akurasi paling tinggi ketika mengubah sirkulasi bola dari sisi kanan pertahanan lawan menuju sisi kiri, begitupun sebaliknya.
Selain dua bek sayap Liverpool juga melakukan transisi penyerangan dengan umpan bola atas yang akurat. Hal ini menyulitkan semua DMF maupun CMF sehebat apapun untuk mendominasi pertandingan, karena bola tidak didistribusi dengan bola bawah melainkan umpan lambung akurat.
Dengan level permainan seperti itu, maka wajar saja saat ini Alexander Arnold telah memberikan umpan matang hingga enam kali sedangkan partnernya di sisi kiri, Robertson telah memberikan umpan matang sebanyak lima kali. Nama pengumpan tertinggi Liverpool yang muncul dan bersaing dengan statistik umpan matang para gelandang melainkan dua bek sayap mereka. Ini menjadi bukti bahwa duo bek sayap itu merupakan kunci penting bagi Liverpool musim ini.
Bagaimana Mengalahkan Mereka?
Rafael Benitez, mantan pelatih Liverpool yang pernah mengantar mereka menjuarai Liga Champions 2005/2006 lalu sempat menjelaskan bagaimana cara mengalahkan Liverpool saat ini. Benitez memang mengakui bahwa sangat sulit mengalahkan tim ini, tetapi hal itu bukan tidak mungkin.
Saat ditanya Carragher, mantan pemain Liverpool di sebuah siaran televisi di Inggris, Benitez menjelaskan ada beberapa cara yang setidaknya bisa digunakan mengalahkan Liverpool.
Pertama, alirkan bola secepat mungkin. Ketika kehilangan bola, pemain Liverpool biasanya langsung menyumbat aliran bola yang akan diumpan pihak lawan kepada koleganya. Untuk menyumbat aliran bola itu, para pemain biasanya mengepung pemain lawan yang memegang bola dengan dua hingga tiga pemain. Hal ini juga membuat resiko serangan balik dari lawan dapat segera di recovery. Untuk mengalahkan mereka, diperlukan kecepatan mengumpan bagi lawannya sehingga sebelum mereka memutus aliran bola, bola lebih dahulu diumpan. Akan tetapi, kecepatan mengumpan tentu saja akan percuma tanpa akurasi umpan.
Kedua, pemain lawan bisa memanfaatkan ruang yang kosong ketika dua bek sayap Liverpool membantu serangan. Sebisa mungkin, umpan yang dituju ketika berhasil merebut bola dari pemain Liverpool haruslah diantara dua sisi yang diisi oleh dua bek sayap mereka.
Ketiga, menempatkan pemain tercepat di dua sisi pertahanan Liverpool. Jika tim lawan memiliki kecepatan untuk melakukan penetrasi ke pertahanan Liverpool, maka besar kemungkinan gol bisa dicetak. Tetapi sekali lagi, hal ini tidak mudah dilakukan karena biasanya, ketika bek sayap mereka sedang membantu serangan, Fabinho akan segera merebut atau menyapu serangan lawan.
Akankan ada tim Liga Inggris yang mencoba mengikuti saran dari Benitez?. Kita tunggu saja.